Quantcast
Channel: Kate O'Neill – The Conversation
Viewing all articles
Browse latest Browse all 8

Apakah sampah harus dikirim ke luar angkasa jika kita kehabisan tempat di Bumi?

$
0
0
Sebuah alat pemadat sampah menggulingkan tempat pembuangan sampah aktif di TPA Pioneer Crossing di Birdsboro, Pa.Natalie Kolb/MediaNews Group/Reading Eagle via Getty Images

Apakah pada akhirnya kita harus mengirim sampah ke luar angkasa jika kita kehabisan tempat di Bumi? Aiden, usia 13 tahun, Maryland Heights, Mo.


Planet kita menyimpan banyak sekali sampah. Sejak Revolusi Industri, manusia menghasilkan 30 triliun ton barang–mulai dari gedung pencakar langit dan jembatan, hingga pakaian dan kantong plastik. Sebagian besarnya masih ada bersama kita dalam bentuk sampah.

Secara global, manusia menambahkan 350 juta ton ke dalam jumlah ini setiap harinya. Yang lebih buruk lagi, sebagian besar sampah di dunia justru salah urus–dibuang ke tanah, di saluran air, dan di tempat pembuangan terbuka di kota-kota besar dan kecil.

Sampah-sampah ini membuat orang terpapar risiko kesehatan yang serius, dan merusak tanaman serta tanah. Banyak pula sampah yang berakhir di lautan. Memikirkan kekacauan yang kita buat bisa membuat kewalahan.

Pengelolaan sampah di AS adalah bisnis besar.

Sampah di luar angkasa?

Pengiriman sampah ke luar angkasa tidaklah terlalu mustahil. Lagipula, ada banyak ruang di luar sana, tanpa ada seorang pun–sejauh yang kita ketahui saat ini–yang mengklaimnya.

Beberapa peneliti telah menyarankan pengiriman sampah ke luar angkasa. Mereka terutama berpikir tentang batang bahan bakar radioaktif bekas dari pembangkit listrik tenaga nuklir.

Memang benar bahwa limbah nuklir tetap sangat berbahaya selama puluhan ribu tahun. Manusia telah melakukan pekerjaan yang buruk sejauh ini dalam membuangnya dengan aman di Bumi.

Namun, proposal-proposal ini tidak pernah maju, karena berbagai alasan. Salah satunya adalah risiko: Bagaimana jika roket yang membawa berton-ton limbah radioaktif meledak saat lepas landas?

Dalih lainnya adalah biaya, yang akan jauh lebih tinggi dibandingkan biaya yang sudah mahal untuk menyimpannya dengan aman di Bumi.

Ada juga banyak “sampah antariksa” yang telah mengorbit planet ini, termasuk satelit yang rusak dan puing-puing meteor. NASA memperkirakan ada lebih dari setengah juta keping benda berukuran sebesar kelereng atau lebih besar di orbit Bumi.

Benda-benda ini melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga dapat merusak pesawat ruang angkasa jika terjadi tabrakan. Bukan tindakan yang cerdas untuk menambah masalah ini.

Inilah strategi yang jauh lebih baik: Kurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, insinerator, maupun tempat pembuangan terbuka di darat dan lautan. Sebagian dari pekerjaan itu tergantung pada pemerintah, yang menetapkan aturan tentang isu-isu seperti apakah akan mengizinkan penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Namun, ada banyak hal yang bisa dilakukan orang untuk mengurangi sampah dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak komunitas di Amerika Serikat yang mulai membuat kompos dari sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah pekarangan. Hal ini mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan menghasilkan pupuk yang berharga.

Banyaknya “R”

Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah “3R sampah”: reduce, reuse, recycle (mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang). Setiap langkah berarti lebih sedikit sampah pada akhirnya.

Jika kami ingin mengurangi sampah dalam hidupmu, pilihlah mug, alat makan, atau tas belanjaan yang dapat digunakan kembali, bukan barang plastik sekali pakai. Banyak kota besar dan kecil yang telah menerapkannya.

Beberapa komunitas juga mengumpulkan sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah pekarangan, dan mengubahnya menjadi kompos - bahan seperti tanah yang digunakan oleh para tukang kebun dan penata taman sebagai pupuk. Banyak pula tukang kebun yang melakukan pengomposan sendiri di rumah.

Kamu bisa menerapkan reuse dengan membeli barang dan pakaian bekas dan menyumbangkan barang tidak diinginkan tapi masih bisa digunakan. Di Inggris dan Amerika Serikat, ada jaringan Freecycle yang memudahkan orang-orang untuk memberikan barang yang tidak dibutuhkan dan mendapatkan barang yang berbeda sebagai gantinya.

Upaya ulang kertas, plastik, kaca, dan aluminium turut menjauhkan mereka dari tempat pembuangan sampah. Hal ini juga membantu memperlambat perubahan iklim, karena dibutuhkan lebih sedikit energi untuk membuat produk baru dari bahan daur ulang. Pada 2018, hampir sepertiga sampah kota di AS didaur ulang atau dijadikan kompos.

Beberapa barang, seperti kantong plastik dan sedotan, bisa jadi sulit untuk didaur ulang. Namun, kaleng aluminium, kertas, kardus, dan beberapa jenis plastik berhasil didaur ulang dengan tingkat yang jauh lebih tinggi. Mengetahui apa yang bisa didaur ulang di tempat kamu tinggal, dan bagaimana cara melakukannya, sangatlah penting. Peraturannya sangat beragam dari satu tempat ke tempat lain.

Ada lebih banyak “R” yang bisa dilakukan. Kamu bisa memperbaiki (repair), mendapatkan kembali (reclaim) dan menata ulang (reimagine) cara kamu membeli dan menggunakan barang.

Ada diskusi yang berkembang tentang hak untuk memperbaiki - memberikan konsumen akses ke informasi dan suku cadang sehingga mereka dapat memperbaiki barang mereka sendiri, dari barang elektronik hingga mobil. Perusahaan lebih suka jika kita membeli barang baru, tapi banyak orang mendorong penerbitan peraturan yang memudahkan untuk memperbaiki barang.

Ada banyak pilihan untuk mengurangi sampah sebelum ruang menjadi satu-satunya tempat yang tersisa untuk menaruhnya. Setelah mencobanya, kamu akan tahu bahwa ini lebih mudah dari yang kamu kira.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

The Conversation

Kate O'Neill does not work for, consult, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benefit from this article, and has disclosed no relevant affiliations beyond their academic appointment.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 8

Latest Images

Trending Articles





Latest Images